Selasa, 25 Januari 2011

Cara Menginstal Linux Mandriva

-Oke, ini dia cara Menginstal Linux Mandriva :
1. Pertama, Pilih Bahasa : (English-US)


2. Pilih Negara :


3. Menyetujui lisensi Mandriva.

4. Pilih keyboard layout: (US)



5. Pilih waktu : (lokal)

6. Akhirnya, live desktop dimulai.


7. Menginstal System Pada Hardisk, Untuk menginstal Mandriva One 2008 Spring ke dalam hard disk anda, Klik pada icon Live Install :



8. Akan dijalankan installation wizard. Klik Next:

9. Partisi : (Penting! Lakukan dengan TELITI):
*Default partisi Mandriva adalah “Use free space” (Ini akan menggunakan sisa ruang hardisk anda yang bebas, tidak terpartisi)
*Jika ingin men-set partisi sendiri, pilih “Custom disk partitioning”. Sebelumnya, siapkan sebuah partisi kosong dengan menggunakan Partition Magic (pada windows) atau cfdisk (dengan live cd slax)
*Setelah itu partisi akan dibuat dan diberlakukan! (Ingat, anda dapat kehilangan seluruh isi hard disk, jika salah pada tahap ini!)

10. Pilihan default : (Use free space), Klik next untuk melanjutkan proses instalasi.


11. Sistem sedang diinstal :

12. Konfigurasi bootloader : Pilihan default, sudah ok, klik Next


13. Menu Boot : (secara default sudah ok), Kalau tidak ingin melakukan perubahan, klik Finish.

14. Proses instal selesai. Klik Finish untuk mengakhiri proses instalasi:


1. Untuk menggunakan sistem Mandriva hasil instalasi, anda harus reboot dan mengambil CD Mandriva dari CD drive.



Caranya :
Lakukan Log out dari sesi desktop saat ini dengan meng-klik icon merah di pojok kanan bawah (atau KStart – Log out), lalu pilih Restart Computer pada menu yang ditampilkan.

2. Reboot:


3. Pada tahap ini, ambil CD Mandriva dari CD drive lalu tekan

4. Memulai Mandriva Linux 2008 Spring, Pilih Boot Mandriva Linux 2008 Spring pada menu botloader (atau tunggu saja beberapa saat):


5. First Boot (biarkan dan tunggu saja), Selama sesi boot pertama kali, sistem me-
nambahkan online repositories pada konfigu-rasinya :
mamaders) dan klik Next :


6. Root Password, Isikan password untuk root dan buatlah sebuah user account (misal :


8. Jika anda tidak ingin mengisi detilnya, klik decline :


9. Terakhir, klik Finish untuk keluar dari wizard ;
Anda tidak diperbolehkan menggunakan user “root” pada sesi GUI.


10. Login ke Desktop Mandriva, Ketik user account anda dan passwordnya, lalu tekan ,

11. Login sebagai user, mamaders :


Selesai dehhh,,, gimana anda mau mencobanya??

Cara menginstal Windows 7

Cara install windows seven 7 – Proses instalasi windows 7 sangat berbeda dengan proses instalasi windows xp yang kebanyakan digunakan. Kali ini kita akan membahas langkah-langkah cara menginstall windows seven 7.

Langkah-langkah menginstall windows seven 7
1. Siapkan DVD instalasi Windows Seven (7) dan catat serial numbernya
2. Atur agar komputer booting dari dvd, pengaturan dilakukan lewat bios, bisanya tekan delete atau f2 ketika komputer baru dinyalakan pilih setingan booting kemudian pilih dvd rom menjadi urutan pertama. simpan konfigurasi bios dengan cara menekan f10.
3. Masukkan DVD Instalasi
4. Tekan tombol mana saja jika muncul tulisan boot from cd or dvd
5. Muncul tampilan seperti dibawah



6. Selanjutnya muncul tampilan seperti di bawah, klik next


7. klik Install Now


8. Beri tanda cek dann klik next


9. Karena kita sedang melakukan clean install maka pilih yang Custom (advanced)


10. Pilih partisi yang akan dipakai untuk menginstal windows seven (7), contoh di bawah hardisk belum di bagi2 kedalam beberapa partisi, jika ingin membagi kedalam beberapa partisi sebelum proses instalasi pilih Drive options (advanced) disitu kita bisa membuat, menghapus dan meresize partisi. tapi dari pada bingun untuk yang pertama kali instalasi windows mending langsung pilih next saja, toh pembagian partisi bisa dilakukan setelah proses instalasi selesai.


11. Proses instalasi dimulai….. proses instalasi ini memakan waktu yang cukup lama..


12. Setelah proses di atas selese komputer akan otomatis restart sendiri. kumudian muncul seperti dibawah


13. Ketikkan nama user dan nama computer anda


14. Kemudian isikan password untuk keamanan komputer anda. Jika tidak isi komputer anda tidak ada passwordnya



15. Masukkan Windows Product key yang sudah dicatat di awal tadi, jika tidak ada anda mendapat masa trial windows 7 selama 30 hari



Minggu, 19 Desember 2010

E. FUNGSI MENU BIOS SOFTWARE
Dibawah ini adalah tabel Fungsi Menu BIOS
ASUS P2B-F BIOS 1014 BETA 3



MENU SUB MENU FUNGSI
ADVANCED BIOS FEATURES Interupt Mode (PIC/PIC)
PIC = dapat melakukan interrupt sebanyak 16 interupt
APIC = 23 interupt Untuk menghindari konflik resource pada saat sebagian besar slot PCIdipenuhi oleh periperhal
CPU Fast Strings Mempengaruhi kinerja cache L1 pada CPU. Ubah settimg menjadi Enabled
MPS Control for OS (1.1/1.4) Berfungsi jika menggunakan 2 processor atau lebih.
ADVANCED CHIPSET FEATURES
(Kemmpuan untuk melakukan tweaking untuk meningkatkan kinerja) Compatible FPU OPCODE
(Enabled/Disabled) Melakukan emulasi FPU yang dapat meningkatkan kinerja pada P-4 sehinggga memberikan kompatibilitas yang lebih besar. Seting Disable agar kinerja CPU tidak lambat dalam melakukan kalkulasi.
ATA 66/100 IDE Cable Msg (Enabled/Disabled) Pilih Enabled. Untuk memilih 40 pin (ATA 66) atau 80 pin (ATA 100) yang berfungsi untuk meningkatkan transfer data.
USB 2.0 HS Refer Voltage (Low/Medium/High/Max) Hanya tredapat pada board baru untuk meningkatkan kecepatan USB 2.0. pilih Maximum
Delay Prior to Thermal (4/8/16/32) Hanya ada di P-4. untuk menentukan lama prosessor berada pada modus lambat ketika terjadi overhead (panas berlebih)
Power Management Setup Mengatur penghematan energy
ACPI Suspend Type, S1 (POS) / S3 (STR) S1 = PC akan lebih cepat karena hanya Hdisk, CP dan monitor yang dimatikan.
S3 = semua perangkat dimatikan kecuali RAM. Untuk menghemat energi.
S3 lebih rumit dari S1, pilih S1. berlaku hanya pada Win2000 dst.
Frequency/Voltage Control Mendukung peningkatan kecepatan CPU dan RAM. Peningkatan tegangan listrik dapat membantu mengatasi komponen bermasalah akibat overclocking.

AGPCLK/CPUCLK Fitur dilengkai dengan “pembagi variable yang dapat mengatur frekuensi antara AGP dan PCI agar tidak bergantung pada FSB. Atur pilihan pada “Fix” agar frekuensi AGP dan PCI selalu tetap pada 33 atau 66 MHz.
Virus Warning (Enabled/Disabled) Untuk memproteksi virus sebelum booting yang menyerang boot sector. Fasilitas ini dapat menyebabkan kegagalan ada instalasi routin software. Lebih baik di Disable saja
CPU Level 1 Cache (Enable/Disable) Bermanfaat pada saat overclocking dalam mengidentifikasi penyebab kegagalan overclock. Pilih Enable jika melakukan overclock dan pilih Disable jika tidak melakukan overclock.
CPU level 2 Cache (Enable/Disable) Untuk mendeteksi penyebab kegagalan overclock. Pilih Disable agar CPU dapat di-overclock.
CPU L2 cache ECC Checking (Enable/Disable) Berfungsi untuk pengecekan ECC (Error Correcting Code) jika ada. Enable-kan fungsi ini untuk mendeteksi dan mengoreksi single-bit error data yang disimpan dalam L2 cache. Selain itu, dapat mendeteksi double-bit error tp tidak bisa mengoreksi. ECC bisa membuat system stabil dan reliable, khususnya jika di-overclock. Lebih baik pilih Enable.
Processor Number Feature (Enable/Disable) Hanya berlaku pada processor P-3. memungkinkan untuk mengecek apakah seri dari P-3 bisa dibaac dari program eksternal. Pilih Disable
Quick Power On Self Test (Enable/Disable) Meng-enable fitur ini dapat mempersingkat sejumlah tes dan melewati tes-tes yang lain pada saat booting. Sehingga booting menjadi lebih cepat. Lebih baik pilih Enable
Boot Sequence Menentukan urutan booting.


F. PENJELASAN DARI MENU BIOS
Standart CMOS Setup


•Time and date
Melakukan perubahan waktu dan tanggal pada system BIOS.

•Floppy Drive A and floppy Drive B
Menentukan penggunaan floppy A dan B, berikut kapasitasnya.

•Setup Harddisk
Menentukan kapasitas dan keberadaan harddisk.

•Primary Master
Digunakan untuk harddisk utama atau harddisk system.

•Primary Slave
Digunakan untuk harddisk tambahan.

•Secondary slave
Digunakan untuk harddisk tambahan ke-2


BIOS Features Setup



•1st Boot Device
Menentukan pilihan pertama letak sistem boot untuk dibaca.

•2nd Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan.

•3rd Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st dan 2nd boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan

•4th Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st , 2nd dan 3rd boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan

•Try Other Boot Device
Pilihan “yes” untuk memerintahkan komputer untuk terus mencari file sistem sesuai dengan boot device yang di-setup.
Pilihan “no” untuk memerintahkan komputer hanya mencari pada boot device yang pertama saja.

•S.M.A.R.T for Harddisk
Pilihan “enable” untuk menghindari harddisk dari kerusakan karna kesalahan suatu proses.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Quick Boot
Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer agar mem-boot lebih cepat.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•System Boot Up Num Lock
Pilihan “on” untuk memerintahkan lampu num lock pada keyboard menyala sehingga penulisan angka dapat dilakukan.
Pilihan “off” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Floppy Drive Seek at Boot
Pilihan “enable’ untuk memerintahkan sistem agar mencari pada pada floppy disk pada saat mem-boot komputer.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Password Checking
Pilihan “setup” untuk menentukan keberadaan password pada bios harus melalui setup.
Pilihan “always” untuk menentukan keberadaan password pada bios harus selalu dicek pada saat mem-boot komputer.

•Cache Memory
Pilihan “internal” berarti L1 digunakan dan L2 tidak digunakan.
Pilihan “both” berarti L1 dan L2 digunakan.
Pilihan “disable” berarti L1 dan L2 tidak digunakan.

•System Bios Shadow Cacheable
Pilihan “enable” untuk menentukan lokaasi memori sistem BIOS menggunakan bayangan dan tersembunyi.
Pilihan “disable” untuk menentukan lokasi memori sistem BIOS mengunakan bayangan dan tidak tersembunyi.

• OS Selector for DRAM>64
Pilihan “enable” untuk menggunakan OS2/WARP dan memori lebih dari 64 MB.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

Chipset Features Setup


• Virus Warning
Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk, biasanya dilakaukan oleh virus yang memperbanyak dirinya
Pilihan “disable” untuk mencegah komputer agar tidak mendeteksi keberadaan virus.

• Enable Burst Cycle
Pilihan “enable” untuk menggunakan read and write burst pada memori.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

Cache Timing
Pilihan “enable” untuk meningkatkan waktu penggunaan cache.
Pilihan “standart” untuk menstandartkan waktu penggunaan cache.

• DRAM Timing
Pilihan “enhance” untuk meningkatkan waktu penggunaan DRAM
Pilihan “standart” untuk menstandartkan waktu penggunaan DRAM.

• Enhance VGA Performance
Pilihan “enable” untuk meningkatkan kerja VGA
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• IDE Timing
Pilihan “enhance” untuk meningkatkan waktu penggunaan IDE.
Pilihan “standart” untuk menstandarkan waktu penggunaan IDE standart.


Power Managemant Setup




• Advanced Power Managemant
Pilihan “enable” berarti sistem akan menggunakan power management.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• Video Power Down Mode
Pilihan “suspend” berarti layar monitor akan melakukan penundaan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pilihan “standby” berarti layar monitor akan melakukan standby dan menunggu untuk digunakan kembali.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• Harddisk Power Down Mode
Pilihan “suspend” berarti harddisk akan melakukan penundaan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pilihan “standby” berarti harddisk akan melakukan standby dan menunggu untuk digunakan kembali.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• Standby Time Out
Pilihan “1-15M’ adalah jumlah waktu yang diberikan untuk melakukan standby.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

PNP/PCI Konfiguration

Menu ini digunakan untuk mengatur konfigurasi plug and play hardware pada slot PCI.

Load Setup Default



Pilihan ini digunakan untuk memakai atau memanggil standart setup yang dimiliki oleh BIOS.

Integrated Peripherals



Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer agar menggunakan floppy disk controller pada motherboard (IRQ6)
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini

• Serial Port 1
Pilihan “COM1” beerarti komputer akan menggunakan COM1/3F8 untuk serial port (IRQ4)
Pilihan “COM3) berarti komputer akan menggunakan COM3/3E8 untuk serial port (IRQ4)

• Serial Port 2
Pilihan “COM2” berarti komputer akan menggunakan COM2/2F8 untuk serial port (IRQ3)
Pilihan “COM4” berarti komputer akan menggunakan COM4/2E8 untuk sserial port (IRQ3)

• Parallel Port
Pilihan “LPT1” berarti komputer akan menggunakan LPT1/378 untuk paralel port.
Pilihan “LPT2” berarti komputer akan menggunakan LPT2/278 untuk paralel port.
Pilihan “LPT3” berarti komputer akan menggunakan LPT3/3B8 untuk paralel port
.
• Parallel Port IRQ
Pilihan “auto” berarti parallel port akan mendeteksi IRQ yang akan digunakan.
Pilihan “IRQ5” berarti parallel port akan menggunakan IRQ5.
Pilihan “IRQ7” berarti parallel port akan menggunakan IRQ7.


Password Setting


Menu ini digunakan untuk memasukkan dan mengaktifkan kata kunci si pemakai.

IDE Harddisk Detection

Menu ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan harddisk secara otomatis berikut parameternya, seperti kapasitas, landing zone, jumlah sector, jumlah silinder, dan mode harddisk.

Save and Exit Setup

Pilihan ini untuk menyimpan semua hasil setup BIOS dan keluar dari menu setup BIOS

Exit Without Saving

Pilihan ini untuk keluar dari menu setup BIOS tanpa menyimpan hasil setup BIOS
C. Beep Kode pada Motherboard



Ketika kita menghidupkan komputer, BIOS akan mengontrol komputer dan melakukan
P.O.S.T (Power On Self Test). Setelah POST selesai komputer akan mengeluarkan
suara ‘BEEP’ satu kali beep pendek untuk mengetahui bahwa pengetesan
sukses.
Tapi jika POST dari BIOS mengalami problem, yang dalam kondisi normal akan
menampilkan visual error message di monitor. Jika problem terjadi sebelum
BIOS inisialisasi video card atau video card tidak terdeteksi, maka BIOS akan
mengeluarkan ‘BEEPS’ untuk mengetahui problem tersebut.
Sangatlah penting kita mengetahui arti dari ‘BEEP’ tersebut untuk acuan dalam
memperbaikinya. Ini adalah tabel AMI, Phoenix dan Award BIOS beep codes.

D. BIOS SOFTWARE
 AMI BIOS
 Phoniex BIOS
 Award BIOS

AMI (American Megatrends International) BIOS Beep Codes.



AMI BIOS menggunakan beep yang sama panjang dan berurutan. Error diketahui
dari banyaknya beep. Contohnya 4 beeps mengindikasikan timer gagal.
No Gejala Diagnosa
1 Tidak ada beep Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang
2 1 beep pendek Normal POST dan PC dalam keadaan baik
3 beep terus menerus Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang
4 Beep pendek berulang-ulang
Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang

5 1 beep panjang 1 beep pendek Masalah Motherboard
6 1 beep panjang 2 beep pendek Masalah bagian VGA Card (mono)
7 1 beep panjang 3 beep pendek Masalah bagian VGA Ccard (EGA)
8 3 beep panjang Keyboard error
9 1 beep, blank monitor VGA card sirkuit_



Award BIOS Beep Codes

Award BIOS menggunakan beep dengan durasi yang berbeda. Beep
panjang biasanya berdurasi 2 detik dan beep pendek berdurasi 1 detik.
Selain itu Award BIOS, juga menggunakan frekuensi yang berbeda untuk masalah
kritis, misalnya pada overheating CPU akan berbunyi beep frekuensi
tinggi yang terus menerus pada saat komputer running.
No Gejala Diagnosa
1 beep pendek PC dalam keadaan baik
2 1 beep panjang Problem di memori

3 1 beep panjang 2 beep pendek Kerusakan di modul DRAM parity
4 1 beep panjang 3 beep pendek Kerusakan di bagian VGA
5 Beep terus menerus Kerusakan di modul memori atau memori video


Phoenix BIOS Beep Codes

Phoenix BIOS menggunakan beep code yang pasti untuk indikasi problem.
Di tabel, tanda ‘-’ yang berarti pause diantara beep.
Contohnya : 1 – 1 – 2 adalah BEEP BEEP BEEP BEEP
BEEP CODE MEANING POSSIBLE CAUSE
..

1 – 1 – 2 CPU / motherboard failure Bad CPU / motherboard
1 – 1 – 3 CMOS read/write failure Bad motherboard
1 – 1 – 4 BIOS ROM failure Bad BIOS chip
1 – 2 – 1 Timer failure Bad motherboard
1 – 2 – 2 DMA failure Bad motherboard
1 – 2 – 3 DMA failure Bad motherboard
1 – 3 – 1 Memory refresh failure Bad memory
1 – 3 – 2 64K memory failure Bad memory
1 – 3 – 3 64K memory failure Bad memory
1 – 3 – 4 64K memory failure Bad memory
1 – 4 – 1 Address line failure Bad memory
1 – 4 – 2 Parity error Bad memory
1 – 4 – 3 Timer failure Bad motherboard
1 – 4 – 4 NMI port failure Bad motherboard
2 – 1 – 1 64K memory failure Bad memory
2 – 1 – 2 64K memory failure Bad memory
2 – 1 – 3 64K memory failure Bad memory
2 – 1 – 4 64K memory failure Bad memory
2 – 2 – 1 64K memory failure Bad memory
2 – 2 – 2 64K memory failure Bad memory
2 – 2 – 3 64K memory failure Bad memory
2 – 2 – 4 64K memory failure Bad memory
2 – 3 – 1 64K memory failure Bad memory
2 – 3 – 2 64K memory failure Bad memory
2 – 3 – 3 64K memory failure Bad memory
2 – 3 – 4 64K memory failure Bad memory
2 – 4 – 1 64K memory failure Bad memory
2 – 4 – 2 64K memory failure Bad memory
2 – 4 – 4 64K memory failure Bad memory
2 – 4 – 4 64K memory failure Bad memory
3 – 1 – 1 Slave DMA failure Bad motherboard
3 – 1 – 2 Master DMA failure Bad motherboard
3 – 1 – 3 Interrupt controller failure Bad motherboard
3 – 1 -4 Slave IC failure Bad motherboard
3 – 2 -2 Interrupt Controller failure Bad motherboard
3 – 2 – 3
3 – 2 – 4 Keyboard control failure Bad motherboard
3 – 3 – 1 CMOS batter failure Bad CMOS battery
3 – 3 – 2 CMOS configuration error Incorrect setting
3 – 3 – 3
3 – 3 – 4 Video memory failure Bad video card or memory
3 – 4 – 1 Video init failure Bad video card or memory
4 – 2 – 1 Timer failure Bad motherboard
4 – 2 – 2 CMOS shutdown failure Bad motherboard
4 – 2 – 3 Gate A20 failure Bad motherboard
4 – 2 – 4 Unexpected interrupt Bad processor
4 – 3 – 1 RAM test failure Bad memory
4 – 3 – 3 Timer failure Bad motherboard
4 – 3 – 4 RTC failure Bad motherboard
4 – 4 – 1 Serial port failure Bad motherboard
4 – 4 – 2 Parallel port failure Bad motherboard
4 – 4 – 3 Coprocessor failure Bad motherboard or CPU.
9 – 2 – 1 Video adapter incompatibility Use a different brand of video card

Pada PC tertentu menggunakan tone yang pada prinsipnya sama dengan beep untuk memberikan pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk suara. Selain beep biasanya pada kondisi tertentu dapat dilihat juga pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk text yang ditampilkan pada layer monitor. Text tertulis merupakan bagian dari POST yang dapat dilaksanakan apabila VGA card dan monitor dalam keadaan baik dan terinstalasi
dengan benar. User dapat langsung mengetahui masalah yang ada dengan membaca text peringatan.
Misalnya yaitu:
Keyboard error : untuk masalah pada keyboard
CMOS error : cmos battery error atau ada masalah pada setting peripheral
HDD not Install : harddisk tidak terpasang

Secara umum pesan/peringatan kesalahan yang ditampilkan mudah untuk difahami oleh user. Hanya saja pesan dalam bahasa Inggris.
Pengenalan Pesan/Peringatan Kesalahan Saat Aktifasi Sistem Operasi dan Menjalankan Aplikasi Program

PC yang telah melewati POST (Power on Self-Test) dinyatakan memiliki hardware dan instaslasi yang baik. Tetapi untuk mengetahui kemampuan dan kinerjanya perlu dilakukan tes. Jika terjadi permasalahan, maka akan didapatkan pesan/peringatan kesalahan yang berhubungan dengan kinerja PC misalnya : pada sistem operasi, saat proses menjalankan suatu program aplikasi, posedur mematikan komputer, dan lain-lain.

Permasalahan yang terjadi pada saat komputer telah lolos dari POST akan lebih komplek karena melibatkan fungsi perangkat keras dan lunak yang lebih luas terutama perangkat lunak. Sehingga kemungkinan kesalahan akan semakin banyak. Karena secara umum komponen perangkat keras pada sistem PC tidak ada perubahan, tetapi perangkat lunak yang terpasang bermacam-macam dan dimungkinkan akan sering berganti.

Kinerja PC dipengaruhi oleh spesifikasi dan instalasi perangkat keras, sistem operasi yang digunakan, program aplikasi yang dipasang, manajemen memori, gangguan dan serangan dari luar seperti virus, spyware, hacker dan lain-lain. Gejala-gejala yang ditimbulkan akan membantu user untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang muncul.

Penyimpangan Fungsi Peralatan Input/Output

PC yang telah melewati POST (Power on Self-Test) dianggap secara hardware dan instaslasinya baik. Tetapi untuk mengetahui kemampuan dan kinerjanya perlu dilaksanakan tes. Khusus untuk perangkat keras, PC menyediakan saluran Input dan Output, diantaranya yaitu :
 Serial Port yaitu saluran yang menyalurkan data input/output secara serial atau COM.
 Paralel Port yaitu saluran yang menyalurkan data input/output secara paralel atau LPT. USB Port atau Universal Serial Bus yaitu port serial yang bersifat Universal (umum).
 Expantion Slot yaitu slot yang digunakan untuk menancapkan (memasang) card peripheral tambahan. Slot ekspansi ada 3 macam ISA, EISA, PCI dan AGP.

Selain itu termasuk juga saluran atau port untuk mouse dan keyboard, VGA dan lain-lain yang terhubung dengan peralatan di luar. Pada saat POST dilakukan sebenarnya sebagian peralatan I/O sudah dicek, tetapi untuk lebih mudah dalam memeriksa dan mengenali permasalahan pada I/O bisa kita lakukan pada saat di dalam sistem operasi dengan cara mencoba fungsi-fungsinya.
I/O bekerja sebagai sebuah perangkat keras yang dikontrol oleh perangkat lunak untuk menyalurkan data-data digital. Sehingga baik perangkat keras maupun perangkat lunak akan saling mendukung kerja I/O. Di sini POST akan mencatat dan menguji unit I/O yang terpasang dan sistem operasi akan mengaktifkan fungsi-fungsi I/O tersebut agar dapat digunakan untuk program aplikasi.
Adapun gejala yang ditimbulkan sebagai tanda adanya masalah pada unit I/O sangat beraneka macam, seperti : alat tidak bekerja dengan baik, informasi di layar, kode beep, dan lain-lain.


Pengertian BIOS

BIOS, singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal-hal berikut:

1. Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)

2. Memuat dan menjalankan sistem operasi

3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)

4. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.

BIOS menyediakan antarmuka komunikasi tingkat rendah, dan dapat mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard). Karena kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat dengan menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan.

Istilah BIOS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M, yang merupakan bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut “IBMBIO.COM” (IBM PC-DOS) atau “IO.SYS” (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk BIOS

Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai “kehidupan” dalam tulisan Yunani (Βioc). .
Fungsi utama BIOS ialah untuk menyediakan mesin supaya aturcara perisian lain yang disimpan di dalam pelbagai bahantara (seperti cakera keras, cakera liut dan CD) boleh dimuat, dilaksana dan mengambil alih komputer tersebut. Proses ini dikenali sebagai but (booting up).

Komponen BIOS
Dalam BIOS, terdapat beberapa komponen dasar, yakni sebagai berikut:
• Program BIOS Setup yang memungkinkan pengguna untuk mengubah konfigurasi komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja komputer, dll) sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan detail-detail cara pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara langsung.
• Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar, seperti video adapter, perangkat input, prosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
• Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.

Kerusakan Software Komputer
Jika diamati dengan baik, masalah yang sering muncul pada software ternyata ada 3 kelompok besar.
1. Proses POST (Power on Self Test) tidak jalan sempurna, sehingga tidak bisa masuk ke proses operating system.
2. Proses no 1 diatas baik tetapi boot operating system tidak sempurna sehingga kita tidak bisa sampai ke desktop.
3. Proses 1 dan 2 sempurna hingga ke desktop, tetapi ada sebagian program berjalan tidak sempurna atau tidak bisa jalan sama sekali.


Boot System
Boot system adalah suatu fasilitas yang dibuat pada saat instalasi partisi harddisk dan digunakan untuk proses loading pertama kali pada suatu sistem operasi, misalnya Windows. Boot system disimpan di cluster pertama atau sering disebut master boot record. Kita bisa membuat boot system selain pada harddisk dengan menggunakan sebuah disket 31/2 inci HD. Kita juga bisa membuat disk boot menggunakan CD dengan menggunakan software Nero Burning yang terdapat di CD bonus. Namun, kita tetap membutuhkan disket start up untuk memasukkan sistemnya ke CD.



B. Proses POST (Power On Self Test)
1. Ketika tombol power pada komputer (CPU) ditekan maka proses POST segera dimulai.
2. Jika semua level tegangan sudah dalam kondisi yang semestinya, power suplai mengirim sinyal power good. Waktu normal yang dibutuhkan dari power on sampai muncul poivergooc/antara 0,1-0,5 detik.
3. Sebuah chip timer yang menerima sinyal power good akan mengirimkan sinyal reset kepada mikroprosesor (CPU).
4. CPU akan menjalankan program BIOS yang tersimpan di dalam ROM. BIOS akan melakukan pemeriksaan kondisi memori dan semua peralatan yang dihubungkan ke komputer. BIOS juga akan memeriksa drive A.
5. Jika di dalamnya terdapat disket yang berisi DOS, BIOS akan menjalankan program DOS tersebut.
6. Program yang bertugas membaca program DOS dari disket dan menyimpannya ke dalam RAM adalah BOOTSTRAP LOADER. Istilah BOOTSTRAP LOADER diambil dari ungkapan to pull one self up the bootstrap. Program ini biasanya disimpan di dalam ROM. Program ini akan mendapatkan kontrol begitu komputer dinyalakan. Program akan mengambil sistem operasi dari disk ke memori hingga bank switch ROM-nya sampai off lagi. Dengan demikian. kontrol dari sistem akan dialihkan ke sistem operasi.
7. Jika komputer sudah berjalan, program BOOTSTRAP LOADER ini dapat diaktifkan kembali dengan menekan reset. Jika tidak terdapat disket di dalam drive A. Komputer akan beralih memeriksa harddisk yang terpasang di komputer. DOS akan dibaca dari harddisk.
8. Jika pada drive A tidak terdapat disket dan tidak ada harddisk yang terpasang, BIOS akan menampilkan pesan Insert Disk Operating System. Komputer akan mengidentifikasi sistem I/O dengan mengaktifkan BOOTSTRAP LOADER. Jika status I/O dalam keadan normal, proses akan dilanjutkan dengan melacak modul transiet yaitu file IO.SYS, MSDOS.SYS dan COMMAND.COM.
9. Jika identifikasi ini berjalan normal, modul transiet akan menempati area di internal memori (RAM). File IO.SYS dan MSDOS.SYS sifatnya hidden (tidak terlihat pada direktori disket). IO.SYS, MSDOS.SYS dan COMMAND.COM bisa disebut sebagai file boot. Jika salah satu file ini tidak ada, komputer tidak bisa dioperasikan.
10. Jika tidak ditemukan file IO.SYS dan MSDOS.SYS, pesan yang akan ditampilkan di layar adalah Non-System Disk or Disk Error, Replace and Strike Any Key when Ready. Bisa juga muncul pesan Disk Boot Failure, Insert System Disk and Press Enter.
11. Jika proses no 10 di atas berjalan normal maka komputer akan segara memasuki jendela selamat datang dari Operating System.
Jika ada salah satu prosedur POST yang tidak berhasil dilewati maka PC akan menerima pesan/peringatan kesalahan dari POST. Pesan/peringatan kesalahan berupa kode beep yang dikeluarkan melalui speaker yang terhubung dengan motherboard atau tampilan di layar monitor sesuai dengan standar masing-masing motherboard.
Pengenalan Pesan/Peringatan Kesalahan Saat Booting pada PC Melalui POST
POST (Power on Self-Test) yaitu test yang dilakukan oleh PC untuk mengecek fungsi-fungsi komponen pendukung PC apakah bekerja dengan baik. POST dilakukan PC pada saat booting, jika PC mengalami suatu masalah maka akan dapat terdeteksi gejala kesalahannnya melalui POST, PC akan memberikan pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk suara yang dihasilkan melalui speaker atau tampilan visual di monitor. Selain itu pesan/peringatan kesalahan juga dapat dideteksi melalui kinerja dari PC, misalkan PC tidak hidup walaupun sumber listrik AC sudah terhubung dan tombol power sudah ditekan.
POST memungkinkan user dapat mendeteksi, mengisolasi, menentukan, dan menemukan kesalahan sehingga dapat memperbaiki penyimpangan atau kerusakan yang terjadi pada PC. Mekanisme POST disediakan oleh semua produk PC atau motherboard dan tersimpan di dalam ROM atau flash ROM BIOS. Secara umum proses dan prosedur yang dilakukan dalam POST pada semua produk motherboard sama. Terdapat beberapa perbedaan yang menjadikan ciri dari produk motherboard tertentu, tetapi pada dasarnya tetap sama.


Pesan/Peringatan Kesalahan POST (Power on Self-Test)
Pesan/peringatan kesalahan hasil POST berupa tampilan performance PC, visual di monitor dan beep dari speaker. Sesuai dengan urutan prosedur POST yang dilakukan oleh BIOS maka gejala-gejala permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

No Gejala diagnosa
1 CPU dan Monitor mati, tidak ada beep Instalasi fisik ke tegangan listrik AC 110/220V Power supply
2 CPU hidup, Monitor Mati, Tidak ada beep Instalasi kabel data dari VGA card ke Monitor
3 CPU hidup, Monitor Mati, ada beep Disesuaikan dengan beep

Prosedur test POST yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa unit power supply dan monitor bekerja dengan baik. Jika tahap ini dapat dilewati maka bios mulai meneruskan POST selanjutnya. Adapun hasil dari POST selanjutnya ditunjukkan dengan kode beep apabila ditemukan permasalahan. Bunyi kode beep yang ditunjukkan sesuai dengan BIOS yang digunakan.